Mengenai Saya

Senin, 19 Februari 2018

filipina


Jalan-Jalan ke Manila



3 Votes

Mabuhay! Beberapa waktu yang lalu gue bareng ortu gue jalan-jalan ke Manila, Filipina. Kami kesana dari tanggal 19 Januari sampai 21 Januari kemarin. Buat yang udah follow instagram gue (@ivan_winata) pasti udah liat beberapa foto-foto gue di Manila,
Sori gue baru sempat posting sekarang, tapi jalan-jalan kali ini gue ceritain di blog dengan cara yang agak beda dari biasanya. Biasanya kan cuma upload foto-foto, kali ini gue bikin video!!! Enjoy!
Bebas mau liat videonya dulu atau baca postingannya dulu.thumb
Oke, jadi gue ke Manila naik pesawat dari Singapura. Pesawat kami jam 1.50 pagi tanggal 19 Januari. Jadi kami berangkat ke Singapura dari Batam tanggal 18 sore. Biar sampai di Singapura sudah malam dan gak perlu lama-lama nunggu
.
Kami selesai checkin penerbangan sekitar jam 10 malam, artinya kami masih punya waktu 3 jam lebih untuk masuk ke ruang tunggu. Untuk menghabiskan waktu, gue sama ortu gue jalan-jalan aja kelilingin semua terminal di Changi, dari Terminal 1-3. Sekalian mau cari money changer untuk tukar uang peso kami yang nilai 1000PHP ke pecahan kecil. Ya, mata uang Filipina adalah Peso. dan kalau disingkat jadi PHP (Philippines Peso), walaupun biasanya kalau belanja ditulis ‘P’ saja. PHP bukan pemberi harapan palsu loh yaa.
Hasil dari jalan-jalan keliling terminal di Changi gue sempat juga berfoto dengan Stromtrooper yang lagi dipajang di Terminal 2 Changi Airport. Habis itu kami masuk ke area ruang tunggu penumpang biar bisa dapat wifi. Gue habisin waktu menunggu di area ruang tunggu penumpang Terminal 2 Changi Airport dengan jalan-jalan sendiri meng-explore terminal 2.
Gak lama kemudian penerbangan kami dipanggil buat segera borading. Sayangnya waktu penerbangan ke Manila kami gak ada yang dapat seat di jendela, jadinya gue gak bisa bikin video pesawat takeoff. Pesawatnya berangkat tepat pukul 1.50 pagi. dan penerbangan ke Manila memakan waktu sekitar 3 jam. Jadi kami tiba di Ninoy Aquino Airport, manila sekitar jam 5 pagi. Sebelumnya kami gak masukin bagasi, soalnya juga pakai penerbangan yang budget, jadi kalo masukin bagasi harus tambah biaya lagi. Jadi setelah turun dari pesawat, masuk imigrasi, kami langsung cari taksi. Kebetulan begitu keluar dari pintu kedatangan sudah ada taxi line di sebelah kiri, jadi tinggal naik taksi dan langsung jalan.
Waktu kami udah dapat taksi, dan setelah masukin barang ke bagasi, gue disuruh papa gue buat duduk di depan biar gue aja yang ngomong sama supirnya menuju hotel. Setelah masukin barang di bagasi, gue jalan ke sebelah kiri mobil, dan gue heran kok si abang supir taksinya jalan ke sebelah kiri mobil juga? Masa mau dibukain pintu segala sih? Gak pelu lah bang… Eh, ternyata gue baru sadar kalau mobil di Filipina itu supirnya duduk di sebelah kiri dan penumpang disebelah kanan. Kayak di Amerika.
Selama perjalanan dari airport ke hotel gue sekalian liat-liat kotanya. Gak terlalu bagus amat sih.. ya seperti Indonesialah. Jalanannya lumayan macet, padat, dan yang bawa mobil juga kadang suka seenaknya belok. Sambil liat jalan, gue juga sempatin rekam sedikit di jalan, dan yang gue rekam buat video itu ternyata pas sudah dekat hotel.
Sampai di Hotel sudah sekitar jam 6.30an pagi, dan kami belum bisa checkin karena jam checkin hotel itu jam 2 siang. Akhirnya kami jalan-jalan aja di area sekitar hotel. Hotel yang kami tempati namanya Ramada Manila Central, dan lokasinya di Binondo. Di area sekitar situ adalah area Chinatown jadi lumayan banyak toko2 yang jual makanan maupun snack2 chinese gitu.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah gereja Minor Basilica of St. Lorenzo Ruiz, yang tempatnya pas di depan hotel. Waktu kami ke sana, kebetulan ada misa harian pagi, jadi kami sekalian ikut aja. Di Manila, mayoritas penduduknya beragama Katolik jadi gak heran kalau dimana-mana ketemu gereja, dan di gereja depan hotel ini pun untuk misa harian paginya ada sampai 4 kali, dimulai dari jam 6 pagi, setiap 45 menit. Jadi kami ikut misa pagi yang jam 6.45.
Setelah selesai misa, saatnya cari sarapan. Kebetulan diseberang gereja ada McDonalds, yang akrab disebut oleh orang Indonesia sebagai McD (mekdi), kalau orang Manila bilangnya McD0 (mekdo). Makan di McDo kami pesan cuma paket hotcakes pakai hash brown dan kopi. Biasa aja sih, di Indonesia juga ada paket beginian. Dan gue bayar satu paket itu seharga 100 Peso. Cuma kisaran Rp. 30.000, seingat gue harga paketan hotcakes di Indonesia gak 30 ribu deh.
Setelah makan di McDo, kami menjelajah sebuah jalan yang dijadikan juga sebagai pasar. Keadaan di sana bener-bener padat. Untuk gambarannya, ini gue sempat foto bagaimana keramaian di lokasi.20160119_081612
Banyak orang yang padqa jalan mau pergi kerja, ada juga mobil-mobil truk yang bongkar muat, dan ditambah lagi banyaknya penjual-jual di pinggir jalan. Jualannya pun aneka macam, ada yang jual baju, celana, pakian dalam, buah-buahan, sayur, sampe yang jual jagung rebus juga ada.
Di foto itu juga bisa sekalian diliat bagaimana tampak kota Manila. Ya walaupun sebenarnya tampak seperti itu gak merata di semua penjuru kota manila, tapi setidaknya ini salah satu gambaran keadaan kota Manila.
Waktu kami jalan-jalan disekitar sana gue sempat liat ada satu ruko yang jualan kacamata hitam, di depan ada terpampang papan bertuliskan “p 35”. Harganya 35 Peso? Gue sambil jalan sambil mengalikan harganya ke dalam rupiah, “Ah, sekitar 105.000an (Anggapan kurs Rp.300), mahal juga mending beli di indonesia aja kalau harganya segitu.” Lalu gue lanjut jalan lagi. Sambil jalan lagi gue liat ada yang jualan payung dengan harga 100 peso. Gue sambil itung ke rupiah, eh? Rp.30.000? Lumayan murah ya payungnya. Trus tersadar, 1 peso = Rp. 300. Berarti kalau harga payung 100 peso dalam rupiah harganya 30ribu, kalau kacamata hitam, 35 peso berarti cuma 10.500? WOW! Setelah tersadar gue kasih tau ke mama papa gue buat putar lagi ke ruko tadi buat beli kacamata 10ribuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar