Mengenai Saya

Senin, 19 Februari 2018

brazil

Seorang pelancong asal Indonesia, sebut saja Tanto, nampak tersenyum bercampur kesal ketika keluar dari sebuah kantor penjualan tiket sebuah airline di Bandara Porto Alegre. “Memang Brasil ini benar-benar aneh,”tuturnya. Sambil tersenyum dia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada penulis.
Sehari sebelumnya, Tanto telah membooking tiket rute Sao Paulo – Rio de Janeiro pp dengan harga sekitar 600 Real (= Rp 2,7 juta). Tapi karena belum sempat menukarkan mata uang asing, Tanto menunda untuk meng-issued tiket hingga besok harinya. Pada waktu itu dia sudah mengantongi kode booking dengan harga yang disebutkan. Namun, kode booking belum menjamin Tanto untuk memperoleh tiket dengan harga yang sudah disepakati sehari sebelumnya. Tanto kaget dengan harga baru yang disodorkan yakni sekitar 1.200 Real  atau sama dengan Rp 5,4 juta.
Pengalaman buruk yang dialami Tanto juga dialami sejumlah pelancong asal Indonesia lainnya, Etha. Meskipun sudah mengantongi tiket Sau Paulo – Frankfurt dengan status ok, hal itu tidak menjaminnya memperoleh seat di pesawat. Setelah antri sekitar dua jam di depan counter check in pesawat Varig di Airport Internasional Sao Paulo, Etha tiba-tiba dikejutkan dengan informasi ‘tidak bisa berangkat’. Seorang petugas counter warga Brasil keturunan Jepang dengan nada tanpa beban mengatakan, “Anda tidak bisa berangkat karena penerbangan Varig rute Sao Paulo – Frankfurt sudah overbooked 200 orang.”
Perang mulutpun sulit dihindari, para penumpang bersikeras untuk berangkat dengan pesawat itu karena sudah mengantongi tiket dengan status ok. Disamping itu, penundaan keberangkatan dapat mengganggu bisnis dan kegiatan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Tanpa mengabaikan kekesalan ratusan penumpang yang sudah antri berjam-jam para petugas hanya meminta maaf dan menawarkan penginapan semalam di hotel berbintang empat di Sao Paulo.
Setelah dipastikan sulit memperoleh seat dan capek perang mulut melulu, Etha akhirnya memutuskan menerima tawaran menginap semalam di Sao Paulo. Petugas counter juga menjanjikan penerbangan besok harinya. Bahkan, pada saat itu juga petugas tersebut langsung menyodorkan boarding pass untuk penerbangan tunda itu.
Pengalaman Tanto dan Etha hanyalah sebagian kecil dari sejumlah ‘keanehan’ yang dialami pelancong yang sekaligus penumpang Varig Air akhir Februari 2006 lalu. Ternyata keanehan seperti itu sudah menjadi hal yang biasa di Brasil dan Amerika Latin pada umumnya. “Kalau tidak aneh begitu, bukan Brasil namanya. Kita di Amerika Latin ini bung,”kata seorang staf Pusat Promosi Indonesia di Sao Paulo.
Pengalaman pahit yang dialami Tanto ataupun Etha di negeri berbahasa Portugis ini, tidak menyurutkan kecintaan mereka bepergian ke berbagai kota di Brasil. Meskipun sarat dengan pelayanan ‘aneh’ itu, Brasil tetap diincar. Patut dimaklumi karena paket wisata di negara yang dijuluki pintu masuk Amerika Latin ini sangat menggiurkan. Selain itu, karena waktu tempuh dari Jakarta (Indonesia) ke Sao Paulo, pintu masuk Brasil, cukup panjang. Berwisata ke berbagai kota di wilayah itu dianggap dapat membayar kelelahan penerbangan. Bepergian ke Brasil bisa ditempuh dengan penerbangan melalui Frankfurt (Jerman), Amsterdam (Belanda), atau Los Angeles (AS) sekitar 12 – 13 jam. Kemudian dilanjutkan dengan penerbangan sekitar 9-11 jam dari lokasi-lokasi tersebut ke Sao Paulo. Total perjalanan dari Jakarta – Sao Paulo mencapai 21 – 24 jam. Memang melelahkan. 
Hampir seluruh kota di Brasil menawarkan lokasi tujuan wisata yang menarik. Mulai dari Porto Alegre, Sao Paulo, Brasilia, hingga Rio de Janeiro. Semua wilayah memiliki keunggulan masing-masing untuk menarik para wisatawan. Menurut Kuasa Usaha ad interim KBRI di Brasil Teiseran Cornelius kepada Pembaruan di Sao Paulo beberapa waktu lalu, setiap kota menyajikan daya tarik yang kompetitif.
Jika ingin melakukan kegiatan bisnis, sebaiknya datang ke Sao Paulo. Apabila ingin mengikuti konferensi atau seminar-seminar, kota Porto Alegre menjadi lokasi yang tepat. Kalau ingin melihat penataan kota yang futuristik dan terencana, berkunjunglah ke Brasilia, ibukota Brasil. Kalau memang ingin berwisata tanpa aktivitas lain, kota Rio de Janeiro yang paling tepat untuk dikunjungi.
Namun dari semua kota yang berjejer di negara yang sering dijuluki Amazone karena hutannya yang terkenal, kota Rio (sebutan untuk Rio de Janeiro) yang dianggap paling mengesankan. “Kalau jalan-jalan ke Brasil harus ke Rio. Sebab kalau ke Brasil tanpa ke Rio, katanya belum sah,”tutur seorang diplomat Indonesia kepada sekelompok warga Indonesia di Porto Alegre.   
Brasil memang tidak pernah habis dengan keindahan wisatanya. Sekali ‘terbang’ ke Brasil para wisatawan akan ketagihan untuk mengunjungi sebanyak-banyaknya lokasi wisata. Yang penting koceknya tebal karena biaya perjalanan di sana cukup mahal.
Satu hal juga yang perlu diingat, ketika di Brasil, di kota manapun, hindari berjalan sendiri. Sebaiknya ada teman. Disamping ancaman adanya tukang copet, juga ancaman kena tembak atau peluru kesasar. Di negeri Samba itu, senjata api dijual bebas. Tukang copet beroperasi bebas dan selalu mengintai. Tidak terkecuali, di hotel sekalipun hal itu bisa terjadi.    

Rio de Janeiro
Pemandangan kota Rio memang lain dari pada yang lain. Sepertinya perfect bagi wisatawan. Ada pantai pasir putih yang indah, Copacobana. Pantai yang bersebelahan dengan Pantai Ipanema ini mirip Pantai Kuta (Bali) atau Gold Coast (Australia). Pantai pasir putih sejak pagi hingga malam hari dipadati para penikmat olah raga pantai dan wisatawan yang memang sengaja untuk berjemur. Pakaian minim di sana menjadi pemandangan yang biasa. Apalagi di musim panas yang memang sangat panas dan menggerahkan (bisa mencapai sekitar 37 hingga 38 derajat Celsius).
Sepanjang pantai Copacobana yang panjangnya lebih dari 1 Km dipadati hotel-hotel yang sangat beragam. Mulai dari hotel tanpa bintang hingga berbintang dengan fasilitas yang beragam. Soal harga, jangan tanya lagi. Harganya bervariasi mulai dari Rp 500 ribu hingga puluhan juta. Tergantung kemampuan kocek masing-masing.
Kamar-kamar hotel di Rio tergolong luas. Sebenarnya kamar yang mirip apartemen itu paling cocok untuk 2-6 orang. Jadi, bagi wisatawan yang senang bepergian dengan rombongan alias banyak orang, kamar-kamar seperti itu sangat cocok dan tergolong murah. 
Dari pantai, kita bisa ‘mendaki’ ke puncak gunung. Ada patung Kristus Penebus, Corcovado dan Pegunungan Sugar Loaf. Patung Kristus setinggi 38 meter itu selalu dipadati pengunjung mulai pagi hingga sore hari. Patung yang dirancang dan dibangun orang Brasil dan Prancis yaitu Heitor da Silva Costa dan Paul Landowski didirikan sejak tahun 1931.
Di puncak Corcovado pengunjung dapat menikmati keindahan kota Rio. ‘Sejuta’ pemandangan indah lainnya yang tak terhitung jumlahnya dapat dinikmati dari puncak Sugar Loaf.
Berwisata ke Brazil harus dilengkapi dengan jalan-jalan ke lapangan sepak bola, menikmati ‘Churrasco’(barberque), dan hiburan malam. Disamping itu juga, Brasil yang terkenal sebagai negeri sepak bola dengan sederetan pemain-pemain top dunia, menawarkan wisata ke lapangan sepak bola. Lapangan sepak bola bertaburan di mana-mana. Oleh sebab itu, para pemandu wisata dengan bangga mengantar wisatawan ke stadion sepak bola seperti Maracana. Maklum saja, Brasil merupakan juara dunia sepak bola dan pencetak pemain-pemain dunia. Di salah satu lapangan sepak bola itulah, Ronaldo, Ronaldhino, ataupun Kaka memulai karir miliader mereka.
Menikmati keindahan kota Rio akan semakin lengkap apabila wisatawan menyempatkan diri menyantap churrasco, makanan khas Brasil dan hiburan malam. Makanan daging Brasil cukup beragam seperti daging ayam, sapi, kambing, domba, dan babi. Pengunjung tinggal memilih sesuai selera dan kemampuannya. Biasanya makanan ini dinikmati dengan salad, nasi, ataupun pisang goreng.
Hiburan malam di Rio tergolong ramai dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Porto Alegre dan Sao Paulo. Di kota ini terdapat pertunjukan Samba, tarian Brasil yang paling terkenal.
Yang tidak kalah menarik juga adalah carnaval. Carnaval yang berlangsung menjelang Paskah ini dilangsungkan di berbagai kota. Pertunjukan Carnaval yang paling meriah dapat dinikmati di kota Rio. Jalan-jalan utama akan ditutup untuk perayaan ini.
Kalau sudah berwisata ke Rio jangan lupa belanja souvenir seperti kaus oblong, gantungan kunci, atau asesoris lain. Harganya relatif murah dan kemasannya sangat menarik. Namun jika ingin belanja barang-barang khas Brasil, seperti sepatu, tas, dan ikat pinggang kulit, sebaiknya datang ke Sao Paulo dan Porto Alegre.  

Sao Paolo

Sao Paolo, kota yang padat. Ciri khas kota ini, tidak lepas dari gedung bertingkat dan kemacetan lalu lintas. Apalagi jika bepergian pada jam-jam kerja. Harus diperhitungkan dengan matang jalur yang akan dilalui agar terbebas dari kemacetan. Atau bisa saja kita menyiapkan waktu yang cukup untuk bepergian ke suatu tempat yang memang harus melewati kawasan macet.
Kota ini merupakan salah satu pintu masuk wisatawan terpadat di Brasil. Umumnya, wisatawan yang akan bepergian ke kota-kota lain di Brasil atau ke negara-negara lain di Amerika Latin mesti transit di bandara Sao Paulo. Para wisatawan yang transit di Sao Paulo sangat menikmati suasana bandara karena fasilitasnya cukup baik.
Bandara Internasionalnya menyiapkan fasilitas internet dan penitipan barang yang memadai. Restoran dan pertokoannya juga sangat menyajikan makanan yang lezat dan barang-barang yang eksklusif.
Sao Paulo tepat disebut sebagai kota bisnis sekaligus kota belanja. Karena itu tidak sedikit perwakilan-perwakilan dagang dari berbagai negara menjadikan kota ini sebagai hub perdagangan dan industri mereka. Dari sini mereka mengembangkan bisnis ke berbagai kota di Brasil dan Amerika Latin.
Di Sao Paulo inilah para wisatawan berbondong-bondong membelanjakan uang mereka untuk barang-barang eksklusif. Terutama barang-barang kulit untuk laki-laki. Karena katanya sepatu laki-laki dan ikat pinggang di sini dengan bahan kulit asli bisa diperoleh dengan harga yang relatif murah. Tapi kalau untuk berburu sepatu perempuan harus ke negara bagian selatan, yaitu ke kota Porto Alegre dan sekitarnya.  

Wilayah Selatan Brasil
Wilayah Selatan Brasil berbeda dengan wilayah-wilayah lain di negeri itu. Kota-kota di wilayah ini sangat berbeda. Wilayah ini sebagian besar didiami imigran dari Jerman, Itali, dan Polandia. Nampak sekali penataan seperti sejumlah kota di Eropa. Sungguh menarik.
Salah negara bagian yang terkenal di wilayah ini adalah Rio Grande do Sul yang ibukotanya Porto Alegre. Kota ini terletak di negara bagian Kota kesukacitaan (=pelabuhan kesukacitaan) ini dijuluki sebagai kota pendidikan dan konferensi di Brasil. Salah satu universitas yang terkenal di sini adalah Pontificia Universidade Catolica do Rio Grande do Sul. Di lokasi ini sekitar 4.000 orang Kristen dari seluruh dunia melaksanakan Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia pada Februari 2006.
Di Porto Alegre wisatawan dapat memperoleh souvenir-souvenir yang menarik terutama perhiasan batu. Batu-batu yang berusia ratusan tahun pun diolah menjadi asesoris ruangan. Di beberapa toko kristal wisatawan dapat memperoleh bermacam-macam jenis batu baik untuk perhiasan seperti batu Esmeralda, maupun penghias ruangan seperti batu Ametista.
Di negara bagian do Sul selain Porto Alegre juga berjejer kota-kota lain yang cantik. Kawasan ini dikenal sebagai kawasan pertanian, peternakan dan industri terutama sepatu dan tas. Setelah menyusuri kawasan luar kota Porto Alegre dengan infrastruktur jalan tol seperti di Amerika Serikat, wisatawan bisa menikmati keindahan kota-kota seperti Novo Hamburgo, Canela, Gramado, Santa Maria. Ketika menyusuri kota-kota ini kita seperti merasa berada di sejumlah kota di Jerman. Suasananya hampir mirip. Hanya bahasanya saja yang berbeda. Dibanding negara bagian lain, kota-kota di negara bagian de Sul iklimnya lebih dingin.
Di luar kota Porto Alegre inilah kita mulai menikmati keindahan alam pegunungan dan wisata belanja yang unik. Di lokasi-lokasi yang tidak terlalu ramai penduduk kita bisa menemukan butik-butik yang menjual barang-barang dari kulit asli. Sepatu-sepatu kulit, jacket, tas, dan ikat pinggang untuk perempuan dengan mudah kita temukan di kota ini. Harga yang ditawarkan juga sangat kompetitif. Bagi wisatawan perempuan yang gemar berbelanja barang-barang dari kulit disarankan untuk ‘terbang’ ke Porto Alegre dan kota-kota di sekitarnya. Penerbangan dari Sau Paolo ke Porto Alegre ditempuh sekitar 1,5 jam.
Di negara bagian selatan ini juga terdapat lokasi wisata yang sungguh menakjubkan yaitu Air Terjun Iguassu. Air terjun ini berdekatan dengan kota Curitiba. Jutaan wisatawan menghabiskan masa libur mereka di lokasi air terjun ini yang tidak kalah dengan Niagara ini.
Pendek kata, Brasil memiliki banyak sekali pilihan lokasi wisata. Oleh karena itu kalau ingin berwisata ke Brasil rencanakan sebaik mungkin waktu dan dananya agar dapat menikmati lokasi-lokasi yang menarik. Dan jangan lupa agar mengagendakan perjalanan wisata Anda sewaktu parade Carnaval.(feybe lumanauw)                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar